12 Februari 2012

R.I.P. Whitney Houston

Tadi sore saat jalan-jalan ke beberapa blog Wordpress, salah satu blog mengutip penggalan lirik lagu 'The Greatest Love of All'. Salah satu lagu favorit saya yang dinyanyikan oleh penyanyi kulit hitam bersuara bening, tinggi, dan menggetarkan ini. 

Lirik yang dikutip adalah punching line yang bikin saya jatuh hati pada lagu itu. Bagi saya, karena lirik dalam, eksploratif, dan indahnya itu sudah menggerakkan hati dan pikiran. Kekuatan liriknya mengajak kita belajar melihat menemukan potensi dan kekuatan diri sendiri, mengasahnya, menerimanya, dan berujung pada belajar mencintai diri sendiri - yang seringkali terlupa karena kita cenderung terbawa dan sibuk melihat orang lain. 

"I decided long ago, never to walk in anyone's shadows
If I fail, if I succeed.. At least I live as I believe.
No matter what they take from me, the can't take away my dignity..
Because the greatest love of all, Is happening to me..
I found the greatest love of all, Inside of me.
The greatest love of all, Is easy to achieve..
Learning to love yourself, It is the greatest love of all"

Tapi, saat pikiran saya terbawa ke masa pertama mengenal lagu itu, sambil menyerapi makna dalamnya, mata saya tertumbuk oleh beberapa kata diakhir kutipan.. "RIP Whitney Houston". What?! Am I dreaming? Where had I been? Kok bisa sampai ngga dengar kabar kematian orang setenar itu? Tapi karena masuk waktu saya harus stop blogging, akhirnya saya putus dulu keheranan itu..

Selesai makan malam dan nonton Bones bersama suami, ia pilih untuk baca berita dan main flight simulator favorit-nya. Baiklah..blogging pun saya lanjutkan.

Saat buka Yahoo!, ternyata berita sedang ramai dengan kabar kematian tragis Whitney Houston kemarin! Bukan saya yang ketinggalan berita, rupanya. Sayang sekali..nyawa dan karir artis berbakat sepertinya harus berakhir 'aneh' seperti itu. Ditemukan tewas dalam kamar hotelnya di california, sehari sebelum malam anugerah musik Grammy Awards, dimana ia pun akan ikut mengisi acara. Dalam perjalanan karirnya ia sempat masuk dalam kehidupan penyalahgunaan obat-narkotika. Walau penyebab pasti kematiannya masih belum diketahui, yang pasti dinyatakan tercium bau rokok dan minuman keras dari mulutnya.

Jika kematiannya terkait penyalahgunaan obat-narkotika, paling tidak ia sadari problemnya dan sempat berjuang melawan 'the devil' dalam dirinya..seperti yang ia akui pada Diane Sawyer dalam Wawancara An Infamous 2002:

"The biggest devil is me. I'm either my best friend or my worst enemy,"

Jikapun itu terkait satu kasus besar selain narkotika, maka hanya Whitney, pihak yang terlibat, saksi-jika ada, pihak-pihak penyidik lah yang tahu. Plus Tuhan, bagi anda yang percaya tuhan. Akankah publik mengetahui kebenarannya? Kita lihat nanti. Yang jelas bagi saya kematian Whitney bak cerita film Hollywood yang sarat aroma konspirasi dan cerita kriminal. Terlalu Hollywood. 

Atau, mungkin itu hanya ke-soktahuan saya..efek kebanyakan nonton film Hollywood :p We'll never know! 

May she rest in peace..

11 Februari 2012

Maksudmu Apa Sih, EB White?



Kutipan blogging hari ini yang nambah kerut di kening.. :)
Duh, tadi hampir mau break dari blogging, buat makan siang. Tapi ternyata notifikasi centil dari WP nongol lagi. Masalahnya, kutipannya kali ini, lagi-lagi nahan saya. EB White pengarang Charlotte's Web, bilang: "Be Obscure Clearly"

Hmm..berawal dari penasaran pingin ngecek arti 'obscure' aja, eh malah berujung ke ketidakjelasan stadium tinggi! Disitu mungkin seninya kutipan ya.. Kita boleh jadi tahu apa arti kata, tapi belum tentu paham apa maknanya dalam konteks tertentu. Seringkali saya dapati, kata-kata membantu melukiskan berbagai ide dari alam pikir, tapi dilain hal gagal mewakili maksud sesungguhnya. Disitu saya lihat keunikan bahasa manusia.

Dalam sebuah karya, kadangkala keterbatasan bahasa dan kata tersebut, membuat produksi (serangkaian) kata jadi amat kontekstual dan personal mewakili pikiran seseorang-penulis maupun bukan. Lebih jauh, personalisasi atau kontekstualisasi kata -kalau bisa saya sebut demikian- bisa saja melahirkan makna baru terhadap arti standar dan umum kata itu sendiri.

Seperti itu yang saya lihat dari apa yang dibilang EB White tersebut. Sungguh saya ngga langsung ngerti apa yang dimaksud olehnya dengan menggabung 'obscure' dan 'clearly'. Dimana kedua kata berlawanan arti.

Indahnya hidup di era internet..larilah saya ke mesin pinter Google. Berguru instan ke seluruh penjuru dunia. Senggol dan intip sana-sini buat ngertiin apa yang EB White maksud. Untuk merubah status dari 'kurang tahu' jadi 'sedikit tambah tahu'. Beruntunglah kita! ;)

Hasilnya, Goodreads punya beberapa kutipan beliau, bagus-bagus! Tapi sejauh ini yang saya temukan paling menjelaskan adalah sebuah situs yang ngga ada kaitannya langsung dengan menulis, Ada punching line yang cukup mengangkat kepala saya dari permukaan air saat mereka bahas kutipan EB White tersebut, yaitu:

"Don’t let your medium get in the way of your ideas.
You’ve got big, complex ideas… great!
Just don’t let those ideas go unnoticed by fumbling the presentation."

Dari situ bikin saya tergerak..dan terinspirasi. Karena jadi ingat kesulitan saya dalam berkomunikasi adalah, menyingkat omongan dan tulisan! lol.. Tapi, saya percaya semua ada prosesnya. Ibaratnya seperti totok tubuh dan wajah, ada titik titik dimana 'totokan' perlu dilakukan untuk buka sumbatan masalah. 
Syaratnya ya kita perlu rajin lakukan totok itu, alias rajin praktek menulis dan membaca kreatif dalam konteks ini. Diluar itu, tetap dikesempatan lain saya masih akan coba pelajari lagi apa maksud kutipan itu.

Lega dan puas rasanya, langkah menulis hari ini udah buka beberapa sumbatan pengetahuan. Ok, lebih baik saya berhenti disini. Be obscure clearly! :D

Blogging: Menulis Untuk Menulis



Menulis untuk menulis..

Pagi tadi setelah JP berangkat kerja, pikiran dan hati saya langsung ngibrit ke komputer. Blogging! :D
Selama ini saya punya akun Multiply juga selain bayi-bayi baru saya; WP dan Blogger. Cuma, entah kenapa ngga begitu tertarik lagi aktif disana..mungkin karena isinya dominan 'jualan', sampe sanggup bikin Multiply banting setir, pasang branding image sebagai Blog (tempat) Jualan, walau tetap mengakomodasi blogging tulisan-foto-video.

Karena orientasi blogging saya cukup terwakili oleh WP dan Blogger, rencana Multiply mau saya tutup. Tadi pagi pun mulai saya cicil pindah-pindahan. Ditengah pindahan, eh malah ketemu blog penjual batik yang keliatannya cukup aktif dan responsif-keliatan dari aktifitas posting & comment-nya. Duh, senengnya bukan kepalang! Pasalnya, belakangan saya memang lagi uplek cari T-Shirt dan kemeja batik buat hadiah keponakan di Kanada. Berharap  mudah dapatin lewat internet sesegera mungkin karena itu 'hutang janji' saya beberapa tahun lalu-yang cilakanya hampir terlupa digiling waktu dan keseharian :( 

Dari hasil pencarian 3 mingguan ini, belum ketemu situs penjual batik yang nge-match dengan kebutuhan saya: (1) Bisa pesan ukuran, motif, dan warna sistem 'tailor-made', ketimbang produksi masal. Karena kedua keponakan di kanada pake ukuran amerika yang jelas beda dengan ukuran asia, masih remaja belasan tahun pula yang badannya cepet berkembang. (2) Bisa melayani pengiriman ke Cina. (3) Bisa menerima pembayaran Paypal. Sampai akhirnya ketemu LeenkShop di Multiply-blog yang saya rencanakan tutup! 

Anyways, balik ke idea awal tulisan. Setelah masukkan beberapa tulisan ke sini, muncul (lagi) notifikasi di sisi kiri dashboard WP saya, yang berisi motivasi untuk terus menulis. Seperti nampak di hasil screen-shot yang diatas. Notifikasi sebelumnya muncul saat tulisan saya hampir masuk 25 item. Terus terang ikut nambah gairah menulis juga. Saya sangat hargai spirit dari ide positif WP itu.
Yang paling menarik dari motivasi kecil tapi berguna itu adalah, kutipannya amat mewakili satu dari alasan kenapa saya begitu bersemangat dan gembira blogging belakangan ini: 

"Writing is a struggle against silence (Carlos Fuentes)"

Kata-kata penuh makna pak Fuentes itu, bikin mata saya tertumbuk beberapa detik..merenung..dan manggut-manggut setuju. Saya kira ada benarnya. Sejak kecil berbagai ide dan inspirasi cukup aktif tumbuh di kepala saya. Mungkin karena terlalu banyak dan sering ide itu melemah..sekarat..dan mati, maka hasrat dan ide ngga berakhir jadi apapun yang produktif dan terukur. Respon dari lingkungan terdekat (keluarga dan teman) saya dapati cukup ampuh mengaborsi tumbuh-kembangnya ide-ide itu. Atau, mungkin hanya karena saya biarkan itu terjadi?! Bisa jadi. Ngga tepat juga menyalahkan pihak diluar diri sendiri. Kalau memang saya 100% komitmen, apapun tantangan dari luar pasti langkah nyata akan tetap mengikuti, bukan? :p 

Yang jelas, berbagai faktor bikin berbagai ide baru maupun lama saya tinggal dalam diam, kalau tidak mati. Menunggu. Menimbun diri. Berharap bisa tertuang penuh. Terekspresikan. Terbebaskan dari maha luasnya sekaligus terbatasnya alam pikiran. Maha luas karena kita bisa berkelana kemana saja dialam pikir, sesuka kita, sebebas kita, tapi juga kadang menuntut realisasi..dimana alam pikir tak mampu mengakomodir.

Saya percaya, alam fisik tetap perlu untuk merayakan bahkan merealisasikan petualangan ide yang ada. Selain juga, secara alami pada akhirnya butuh apresiasi atas konstelasi ide itu. Apresiasi dalam arti luas, diluar fenomena pragmatis seperti 'Like' Facebook, atau puja-puji dan basa-basi sosial lainnya. Apresiasi yang konstruktif bagi pertumbuhan dan perkembangan warna warni ide itu sendiri.. yang mengakui dan menghormati eksistensi ide itu sendiri. Singkatnya mungkin..menulis untuk menulis.. menulis untuk menyebar ide demi eksistensi ide itu sendiri.. Hal yang jejaring sosial macam Facebook, Twitter, dan penggunanya tak mampu akomodir.

Tiap wadah tentu punya keunikan dan porsi tersendiri. Tinggal gimana kita gunakan sesuai porsi dan kekuatan masing-masing. Untuk interaksi ringan, lucu, fun, dan sambil lalu lebih tepat kalau kita manfaat positifkan Facebook. Untuk tetap ter-update dengan berita dan info singkat yang real-time, Twitter akan bermanfaat sekali. Sementara untuk menulis dan eksplorasi berbagai ide seluas-luasnya, menurut saya amat efektif disalurkan lewat blogging

Facebook punya fitur 'Notes' buat kita menulis, tapi trend tema tulisan yang cenderung 'diterima pasar'-nya ngga jauh dari trend Facebook itu sendiri; ringan lucu fun dan dinamis. Sementara tulisan yang mulai serius dan kontroversial? Lebih baik hindari kalau anda belum siap didepak 'teman Facebook' anda secara perlahan tapi pasti, hehe.. ;)

Ragi Tempeh: Perburuan Masih Berlanjut!

Kemarin saya baru buka facebook lagi walau ngga bisa lama, setelah beberapa minggu 'bolos rutin' :p Di inbox ada beberapa pesan, salah satunya adalah dari sahabat SMA saya, DA. Ia kasih saya kontak untuk pesan ragi tempeh, atau bahasa kerennya 'tempeh starter'. Ngga ada penjelasan apa alamat email itu milik penjual ragi langsung, temannya penjual ragi, atau apa, yang jelas karena hanya itu info yang saya dapat maka tak menunda lagi saya layangkan sebuah email ke alamat tersebut. Kita lihat nanti gimana respon-nya.. satu langkah maju. :)

Perburuan ragi tempeh saya cukup panjang, sejak November 2011 lalu hingga beberapa minggu setelah percobaan tempeh pertama yang dilakukan akhir Desember 2011. Itu saya lakukan 70% lewat internet, selebihnya lewat senggol sana-sini tanya ke keluarga, teman, dan kenalan. Hasilnya, terutama buat anda yang kebetulan sedang berburu ragi tempeh juga: 

(1) Ragi tempeh yang diakui dunia berasal dari Indonesia lebih mudah didapat secara online dari penjual di luar tanah air. Beberapa situs Indonesia saya temukan-lebih ke blog ketimbang situs, tapi persoalan informasi dan komunikasinya payah-gambaran dan kondisi umum buruknya kualitas komunikasi bisnis & perusahaan ala Indonesia. 

(2) Situs belanja online diluar tanah air yang justru jauh lebih profesional, sebut Malaysia-Singapura-Jepang. Cuma kendalanya, antara harga yang buat saya super tinggi, atau tokonya hanya melayani order domestik. 

(3) Toko online lain diluar ketiga negara tersebut juga banyak dan amat responsif, salah satunya adalah tempeh.info (belgia) yang sudah profesionally generous kasih saya free sample ragi tempeh. Tapi karena jauh dari Cina-umumnya di eropa atau amerika utara, jelas harga dan ongkirnya bikin neguk liur. Masih terkait, cerita persiapan bikin tempe-nya bisa dibaca di tulisan sebelumnya di Kompasiana. 

(4) Info yang berhasil kerangkum dari sana-sini, tanya lewat facebook terutama, di Jakarta dan sekitarnya yang jelas ada adalah; Pasar Kebayoran Lama, Pasar Mayestik, Pasar jatinegara. Itu pun kabarnya stok ngga selalu tersedia. 

Dari situ, saya coba titip beli dari keluarga atau teman di Indonesia. Dari teman saya ngga bisa berharap banyak, apalagi sifatnya hanya minta tolong :p Harapan tinggal di keluarga. Ironis, negeri asal tempe tapi sulit betul dapetin raginya. Trik produsen tempeh demi kelanggengan bisnis kah? Masyarakat kita yang terlalu sibuk kah? atau sekedar malas dan berpikir taktis saja, 'di pasar tempe berlimpah dan murah, kerajinan bener pake bikin-bikin!'..? Saya cenderung lihat kemungkinan ketiga, hehe.. 

Sambil tunggu kabar dari adik di Tangerang Selatan, saya barengi urus tetek-bengek urusan perbankan. Kalau ia ngga dapat dari pasar saya bisa ambil langkah terakhir; beli online dari luar Indonesia. Jangan dikira urusan bank buat orang asing disini segampang belanjanya, kendala bahasa aja udah satu poin yang bikin ribet. Sekedar gambaran atas apa yang saya alami, bisa baca tulisan saya sebelumnya, Pusingnya Online Banking Di Cina.

Hidup di negeri 4 musim, bikin saya merasa Iklim Indonesia amat berharga! Sulitnya dapet ragi dari sini, bikin saya ngeliat, 'betapa beruntungnya yang ada di tanah air!'. Asal punya ragi aja, ngga perlu pusing urusan oven, inkubator, atau was-was tempeh gagal, tinggal 'lempar' dipekarangan, jadi sudah! :p Sementara disini? udah raginya sulit, iklim pun bikin rumit. Positifnya, saya merasa jadi lebih tertempa dan menghargai potensi alam Indonesia ;D
Perkembangan soal dapetin ragi ini masih berlanjut..setelah sempat mandek beberapa minggu karena urusan perbankan, kemarin suami saya (JP) ikut bantu lanjutin aktivasi online shopping untuk situs lokal, tujuannya sih belanja produk Indonesia lewat situs lokal-kalau ada-jelas akan jauh lebih murah dan cepat karena pastinya stok ada di dalam negeri (Cina). Dibantu staf lokal di sekolah, Ncy, ia sukses order kecap manis ABC dan Bango dari Taobao. Pffh..akhirnya! Lalu semalam, kami coba sendiri dirumah tanpa bantuan Ncy, sukses order bumbu rendang indofood. Yay! 

Selanjutnya adalah cari ragi tempeh di situs-situs lokal.. kalau ngga ketemu senjata terakhir adalah beli dari luar Cina dengan jasa Paypal. Let's see how it goes.. :) 

Blogging, Lapar, dan Kemalasan Winter

Apa jadinya kalo lagi blogging terus lapar? Iya saya setuju, jawabnya 'makan'. Tapi apa jadinya kalo mau keluar beli makan males? Malesnya karena diluar dingin, lalu untuk keluar harus pake baju dan celana berlapis-lapis plus jaket winter, plus kaos kaki, belum lagi boot! Pfhh..jadi kangen sama tanah air kalo sudah gini..summer all the times! Ngga perlu repot pake sepatu, dalam rumah pake kaos oblong dan celana selutut, ya keluar beli makan tinggal seret sendal, selesai.

Oke, kalo gitu ya masak dong! Hmm, itu juga males, karena lagi tangguuung nulis. Satu hal tentang nulis dan nge-blogging, begitu ada ide dan waktu, jangan tunda-tunda. Sekali tunda, jadinya kayak saya gini: pengen aja jadi penulis,  ide segudang, tapi realisasi ngga ada, ya ngga jadi apa-apa selain 'penulis impian' alian penulis yang bisanya cuma mimpi, hahaha.. 

Nah akhirnya saya ambil jalan tengah, masak mi darurat aja ketimbang masak menu serius. Ada mi telor, batang seledri, sosis ayam darurat, dan sambal Cina a.k.a Jiang..jadi deh mi instan homemade! Cuma 10 menit, ngga perlu pakai-lepas berlapis-lapis baju dan celana plus sepatu, ngga perlu 'brrhhh' diluar, sayapun siap isi perut..sambil lanjut nongkrong di depan komputer, yay! 

Tahu sih macam gini ngga sehat, tapi ijinkan saya berapologi jujur: "ngga tiap saat kok, jarang malah!".. ;D

7 Februari 2012

Hari Ke-15 Imlek: Lantern Festival

Kemarin, tanggal 6 Februari 2012, adalah hari terakhir rangkaian panjang tahun baru cina yang berlangsung 15 hari. Waduh serunya, boook.. Persis seperti hari pertama perayaan, saat kota di bombardir ledakan kembang api dan petasan dari seluruh penjuru selama sekitar 18 jam! 

Dari yang saya perhatikan, ada 3 hari yang kelihatannya dapat perhatian khusus; hari pertama, kelima, dan kelimabelas. Kupasan lebih jauh tentang tradisi rangkaian perayaan imlek di Cina akan saya bagi di tulisan lain. Sementara ini saya ini berbagi hasil rekam video kemarin malam, sebelum malas dan penyakit 'tar-sok'* menyerang! lol..


5 Februari 2012

Bikin Tempe Tanpa Ragi Tempe, Bisakah?

   

Tempe - Sering ngangenin!
      
Ragi tempeh - Susah di cari?


Daqing 23 Februari 2011, 14.24.

Tempe oh tempe! Hidup di luar tanah kelahiran banyak enaknya, banyak juga tak enaknya. Salah satu tak enaknya adalah kesulitan cari bahan makanan favorit. Ngga pernah terlintas dikepala kalau hidup di cina akan kesulitan cari bahan makanan Indonesia tertentu, “Masih sesama negara asia, tentu kurang lebih sama bahan makanan dan bumbunya. Tenaaang!”, Tapi, perlahan saya temukan lebih banyak ‘kurangnya’ daripada lebihnya.. :p

Skesa Wajah Perempuan Dewasa

milagros schmoll, sketsa, face scetch
Proses finishing-nya lumayan boring :p
milagros schmoll, sketsa wajah, face scetch, shadowing
Foto asli - Ngga semudah keliatannya! lol..
   
Daqing, 23 Februari 2011, 15.46.


Masih fokus pada wajah, bukan pada cantik/ganteng atau tidaknya wajah tapi pada tantangan efek bayangan terhadap keseluruhan tampilan, dimana shading skill amat berperan. Sebelum bergerak ke penggunaan Charcoal/Conte alias pensil arang, saya pingin lebih tekun di penggunaan pensil gambar biasa karena kiranya berkutat di area detil dan kesabaran adalah salah satu kelemahan saya. Sekali 'titik lemah' tertaklukkan, bergerak kemananpun akan lebih ringan dan penuh kenikmatan..I believe!  :D

Sketsa Anak Lelaki

body scetch, sketsa tubuh, shadowing
Perlu banyak latihan
(belum kelihat anatomi anak-anaknya)
Foto asli - JSF Keponakan di Kanada
   

Daqing, 23 Februari 2011, 16.21.


Anatomi tubuh dewasa dan anak-anak berbeda tingkat kesulitannya. Rasanya sih lebih mudah nye-kets tubuh orang dewasa karena hampir tiap kali nyekets tubuh atau wajah anak-anak yang tampil adalah ekspresi dan potongan dewasa dengan ukuran anak-anak..hehehe.. So, kali ini saya coba sketsa wajah dan tubuh anak. Hasilnya, secara obyektif tentu jauh sekali dari excellent, tapi secara emosional saya cukup puas karena tiap praktek karya saya berarti: more and more challenging steps have passed! Yay.. ;)

Sketsa Lelaki Dewasa

Ekspresi wajah? Ouch, sorry dad!
Foto asli JP Senior
   

Daqing, 23 Februari 2011, 16.38


Kali ini saya coba sketsa tubuh dan wajah orang dewasa. Cukup menantang terutama bagian shading dan proporsi, apalagi ukuran foto juga relatif kecil untuk bisa fokus pada detil. Secara keseluruhan saya (lagi-lagi) cukup puas dengan proses pembuatannya, dan masih jauh dari puas untuk hasilnya. That's what practice is for.. :)

Sketsa Wajah Perempuan Dewasa 1

Hasil gorat-goret iseng..
Foto obyek

Daqing, 23 Februari 2011, 17.05

Naaah, kali ini saya coba nyekets foto sendiri! Narsistik? Gapapa! ;) Yang saya temuin, sketsa wajah terasa lebih mudah saat obyeknya simetris dan flawless. Semakin asimetris dan 'tak sempurna' wajah akan makin menyulitkan bagi saya, termasuk saat sketsa foto sendiri. 

Awalnya saya ngga tertarik nyekets wajah sendiri karena lihat shading-nya cukup menyulitkan (hahaha..), tapi setelah pikir ulang justru disitu tantangannya, semakin rasanya pingin menghindar semakin kuat obyek harus di coba! Kalo terus dihindari ya kapan bisanya???.. :D

Langit Daqing Putih Lagi!

Bundaran HI-nya kota Daqing dari jendela kamar..


Daqing, 26 Februari 2011.
Aiiih salju turun lagi?! ‘Asiiik!’ sekaligus ‘Pffhh!’ muncul bergantian seperti adegan ‘flash motion’ di sinetron Indonesia. Sejak malam Lantern Festival lalu (Februari 17) hangat matahari udah bikin permukaan salju dan es meleleh dan menipis.

Seneng rasanya bisa jalan lebih cepat tanpa licinnya es, bisa fitness di taman lagi (tiap taman hampir selalu ada fitness equipment buat masyarakat nikmati), bisa night-walk diseputar danau lagi sama JP (hubby), bisa kurangi lapisan pakaian saat keluar rumah, bisa pake sepatu biasa yang lebih gampang pake-copotnya (maklum produk negeri tropis yang lebih nyaman pake sandal terbuka kemana2! Hehe..), bisa lepas beberapa atribut yang ‘kerasa lebay’ dan ngurangin kenyamanan bergerak macam topi-sarung tangan-scarf-bahkan masker wajah!

Masak sambil nikmati turunnya salju!

Semalam sih JP bilang ‘besok bakal turun salju’ ngutip Acuweather. Kita berdua suka ngeledek Acuweather karena kadang-kadang prediksinya tak super akurat..ya ngga salah juga sih namanya aja ‘prakiraan cuaca’, hehe.. Ternyata pagi tadi saat seasoning wajan cast-iron saya, jendela dapur di sapa oleh si white-flakes! Rasanya kok ngga pernah hilang yah excitement saat salju turun, atau sentuh dan main-main dengan salju! Indaaah banget.. :)  Itu yang munculin rasa ‘Asiiik!’. Sementara yang bikin ‘Pffhh!’ terutama ya dingin menusuk setelah turun salju :(  Anyway, bagusnya sih it won’t go too much colder dibanding kondisi puncak winter.

(Publikasi pertama di blog WP non-aktif: 26 Februari 2011, 16.49, Daqing-Cina)