17 Maret 2012

Persimpangan dan Jika

Jalan itu panjang berliku
Penuh cabang dan simpangan.
Ia melihat dirinya terpaku
Ragu melihat persimpangan

Jalan itu tak pernah berujung
Penuh tantangan dan rintangan
Ia melihat dirinya mematung
Mencerna mencari jawaban

Dalam bimbang dan ragu
Ia melihat dua simpangan
Percaya penuh atau tak sama sekali
Ia tak percaya keduanya
Ia ada di tengah
Dalam kesetengahan ia memilih tuk meminta

"Jika Engkau ada..jika apa yang mereka bilang tentang-Mu benar.
Satu kuminta darimu. Keajaiban!
Aku tak percaya penuh bahwa Engkau ada.
Namun dalam setengahku itu, disini kuberlutut.
Menghiba memohon kebesaran dan kasihMu.
Berharap Kau tunjukkan keberadaanMu.
Meminta Kau penuhkan setengahku lainnya.


Mungkinkan apa yang tak mungkin..
Sehatkan apa yang sakit..
Hidupkan apa yang mati..
Gerakkan apa yang diam..
Bersihkan apa yang kotor..
Singkirkan apa yang merintang..
Segala apa yang ada dalam diri kami,
maupun dari luar diri kami.


Lagi, mungkinkan apa yang tak mungkin. Please.


Jika itu semua kecil bagimu
Mengapa tak kau relakan sedikit untuk kami?
Jika semua itu tak rugikanMu, kami, atau mereka
Mengapa tak kau penuhkan kebahagiaan kami dengan itu?


Penuhkan kebahagiaannya. Penuhi asanya.
Karena ia patut, karena ia pantas.
Karena ia berhak, karena ia layak.
Dengan kasihMu, IjinMu, CintaMu, KuasaMu
Jika memang itu baik, membawa kebaikan
Bagi ia, aku, kami, dan itu sendiri
Maka ijinkan dan penuhkan kebahagiaannya."


Copyright @ Aktifistri. 2011





Hentikan Waktu

Detik detik akhir jelang penentu
Andai bisa, ingin rasa kuhenti waktu
Hingga terhindar dari sirat kecewa
Di wajah lelah sepulang kerja
Sang lelaki teman jiwa

Detik detik akhir jelang penentu
Mustahil, henti waktu tak kumampu
Aku manusia, ber-asa dan upaya
Namun disatu titik tak berdaya
Dititik itu, kutak mampu apa namun doa
Meminta sepenuh jiwa

Detik detik akhir jelang penentu
Hipokrit, kuat terasa olehku
Tak penuh kuyakin Dia ada
Namun tetap disini kumenghiba
Untuk dia yang lain, belahan jiwa.

Copyright @ Aktifistri. 2012