23 Juni 2012

Mengubah Dunia Lewat Petisi (2/2)

Hari ini, saya terima email notifikasi dari Melanie Subono melalui Change.org. Isinya adalah pemberitahuan kalau petisi yang ia lemparkan ke Change.org berhasil dapat respon dari pemerintah RI. Pemberitahuan tersebut di sebar ke seluruh penandatangan petisi. Sementara petisi tersebut berisi kritisi terhadap pernyataan ceroboh ketua satgas TKI Maftuh Basyuni terhadap kasus yang menimpa Imas Tati-TKI Indonesia. Petisi itu juga menuntut permintaan maaf dari MB. Walau permintaan maaf bukan datang dari MB langsung, paling tidak disitu terlihat kekuatan gerakan petisi online; tekanan sosial bagi pemegang kekuasaan politik.

Berikut saya copy paste isi email (publik) tersebut..berharap bisa menggerakkan anda yang belum pernah mendukung petisi.. Silahkan dihayati.. :)
---------------------------------------


Kita berhasil!


Apa yang saya mulai setelah ketemu Mbak Imas Tati dengan ketidakpercayaan diri, ternyataberujung sangat cantik, dan tepat di hari peringatan satu tahunnya Ruyati, TKI yang dihukum mati.
Setelah dihajar ribuan email, (setiap tandatangan artinya satu email terkirim ke Presiden SBY dan Jubir Satgas TKI), diliput media (Kompas, Media Indonesia, Detikcom, dan lainnya), dan tersebarnya petisi di Facebook dan Twitter, mereka pun mengakui kesalahan mereka. Ini katanya:
Atas nama Satgas TKI, kami minta maaf bila ada tenaga kerja Indonesia yang merasa tidak bisa menerima ucapan tersebut. Tidak ada maksud dari Ketua Satgas untuk merendahkan tenaga kerja wanita Indonesia dan menggeneralisir kalau TKW Indonesia berkelakuan tidak baik”
Terima kasih banget untuk kamu yang sudah tandatangan petisi ini sampai 5200! Ada yang bilang, apalah arti 1 tandatangan? Jelas 5200 tidak akan bisa terkumpul tanpa satu per satu tandatangan.
Sahabat, mungkin ada yang tidak puas karena statement tidak dikeluarkan langsung oleh ketua satgas, Bapak Maftuh Basyuni. But you know what? Untuk saya, itu sudah cukup baik.
Bukan sekali dua kali saya menulis protes, dan percayalah ini pertama kalinya, pihak yang dituju berhati besar mengakui kesalahannya. Untuk itu saya berterima kasihpada Satgas TKI.
Perjuangan kita tak berakhir di sini. Sahabat bisa gabung membela TKI kita bareng Migrant Care (@migrantcare). Atau bisa memulai petisi serupa di Change.org.
Semoga dengan ini kita belajar menjaga mulut. Siapa pun kita, apa pun jabatannya, berapa pun uangnya, kita tetap manusia, sama di mata Tuhan dan tak berhak merendahkan sesama.
I love you all…
Semoga ini menjadi warna baru untuk Mba Imas, dan entah berapa banyak pekerja di luar sana.
 Love, Respect!
Melanie Subono